Masakan Perancis

Masakan Perancis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Masakan Perancis (Cuisine française) adalah jenis masakan yang berasal dari negara Perancis dan berbagai negara lain yang mendapat pengaruh budaya Perancis.[1][2] Masakan Perancis yang terus berevolusi bersamaan dengan perubahan sosial dan politik dipandang sebagai jenis kuliner yang elegan, penuh warna, kadang-kadang kedaerahan.[1] Selain itu, juga telah dikenal akan kelezatannya dan merupakan golongan kuliner yang rumit dan menantang untuk dikuasai.[1]
Masakan Perancis sangat beragam, dan hampir menyamai variasi masakan Cina.[3] Hal ini disebabkan oleh kegemaran rakyat Perancis menyantap masakan yang lezat serta menyajikannya dengan cara yang menarik.[3] Keragaman ini juga disebabkan oleh keadaan geografi dan iklim yang memengaruhi produksi berbagai jenis bahan makanan, serta juga sejarah Perancis yang panjang.[3] Dikatakan bahwa dengan mempelajari masakan Perancis berarti juga memahami Perancis itu sendiri.[3] Karena keanekaragamannya, masakan Perancis mendapat penghargaan sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO pada tanggal 16 November 2010 di Nairobi, Kenya.[4][5] Hal ini disambut hangat oleh Perdana Menteri François Fillon yang menyatakan bahwa hal itu merupakan pertama kalinya masakan suatu bangsa dijadikan sebagai warisan dunia.[5]


Abad ke-15 sampai 19

Perancis memiliki sejarah kuliner yang panjang.[6] Pada abad ke-15, Catherine de Medici dari Italia pindah ke Perancis untuk menikahi Henry duc d’Orleans (bakal Raja Henry II), dengan membawa buku-buku masak Firenze yang berisi resep-resep masakan Italia.[3][6] Pada saat itu, Perancis belum dikenal akan tradisi kulinernya.[3] Catherine membawa para ahli masak dari Italia dan memperkenalkan banyak jenis masakan, cara penyajian dan aturan persiapan makan malam ke Perancis.[3] Dalam tahun-tahun berikutnya, bangsa Perancis mulai menciptakan masakan yang penuh warna dan cita rasa yang inovatif.[6] Walaupun saat ini Perancis dan Italia telah mengembangkan tradisi kuliner yang sangat berbeda, namun sebenarnya awal mula budaya kuliner Perancis banyak dipengaruhi dari masa tersebut.[3]
Pada tahun 1652, sebuah buku masak pertama Perancis bernama Le Cuisine François ditulis oleh koki terkenal bernama La Varenne.[7] Buku tersebut menjadi bukti bahwa tradisi kuliner Perancis sudah menjadi bagian penting dalam budaya masak dan makan malam di Eropa.[7] Buku itu memberikan penjelasan mengenai metode penyajian, termasuk cara membuat roux, masakan yang terbuat dari campuran tepung dan mentega untuk mengentalkan sup dan saus.[7] Sebelum roux ditemukan, cara orang Perancis untuk mengentalkan sup hanya dengan mencampurkannya dengan roti.[7]
Sampai penjara Bastille dibobol pada tahun 1789, sebagian besar rakyat Perancis adalah petani miskin yang mengonsumsi makanan berupa palawija.[6] Pada abad-abad berikutnya, kaum bangsawan menjadi semakin kuat, yang berimbas pada berkembangnya makanan bermutu sebagai perlambang status sosial.[6] Pada abad ke-19, Haute cuisine atau Grande cuisine (Masakan Haute) mulai tercipta dan disajikan di rumah-rumah bangsawan namun mayoritas masyarakat masih miskin dan menderita kekurangan makanan.[6] Chef master Marie-Antoine Carême yang menciptakan metode kuliner Haute berkontribusi dalam memopulerkan toque, topi tinggi berwarna putih yang dipakai bersama seragam chef sampai saat ini.[8]

Abad ke-20

Au Bistro ("Di Bistro"), lukisan karya Jean Béraud.
Masakan Perancis mengalami perubahan besar pada abad ke-20.[6] Metode kuliner haute berkembang pesat dan dikenal akan cara penyajiannya yang rumit dan saksama.[6] Kemunculan masakan baru (nouvelle cuisine) dimulai pada tahun 1970-an menggeser kepopuleran masakan klasik yang rumit.[6] Ciri khas masakan baru ini adalah penggunaan saus krim dan berfokus pada rasa yang murni tanpa menggunakan banyak bahan masakan.[6] Metode ini memengaruhi masakan Perancis sampai sekarang, yang dapat dilihat dengan cara penyajian yang lebih fleksibel dan banyak bereksperimen dengan citarasa non tradisional.[6]
Masakan Perancis modern berawal dari masa Perang Dunia I.[6] Sistem transportasi yang semakin baik di paruh pertama abad ke-20 ikut memopulerkan kedua jenis kuliner kelas atas dan daerah yang sebelumnya terpisah.[6] Pasca Perang Dunia II, industri pariwisata berkembang pesat dan menyebabkan masakan-masakan khusus telah dapat dinikmati warga dengan harga yang terjangkau.[6]
Saat iniSaat ini dimana saja, rakyat Perancis dapat menikmati berbagai jenis masakan apa saja.[6] Bistro dan kafe menjamur di seluruh negeri dan warga dapat menentukan sendiri kualitas, rasa dan tampilan masakan.[6] Sekarang banyak orang yang punya pekerjaan di kota-kota besar tidak memiliki cukup waktu untuk makan siang namun mereka menikmatinya di kafetaria atau bar makanan ringan dengan memesan hamburger atau hot dog.[2]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tarian Thailand

Tari Lam Vong

Tarian Tradisional Kamboja